Minggu, 14 Juli 2013

Karomah Abuya As Sayyid Muhammad Bin Alawi Al Maliki Al Hasani


Walaupun sempat masuk Rumah Sakit karena sakit yang datang tiba-tiba, tetapi ketika akan wafat beliau meminta agar di bawa pulang dan akhirnya beliau wafat di antara murid-murid dan kitab-kitabnya.

Ketika akan di shalati di Masjidil Haram, ketika itu imamnya kebetulan adalah orang yang tidak beliau sukai. Tetapi Subhanallah ketika jenazah di masukkan ke dalam masjid, si imam tadi seakan tidak bisa mengeluarkan suara, sehingga dia mundur dan di gantikan oleh iman lain yaitu Syeikh Muhammad Abdullah Subayyil, seorang Imam yang dekat dan cinta dengan beliau.

Ketika puluhan ribu manusia mengiringi kepergiannya, keranda di usung dari Masjidil Haram menuju komplek pemakaman Ma’la. Lautan manusia meliputi jalan-jalan saat itu bergema tahlil dan dzikir. Subhanallah ketika dekat dengan makam Sayyidatuna Khadijah tiba-tiba entah bagaimana, pintu yang menutup makam Sayyidatuna Khadijah terbuka sehingga jenazah beliau dapat memasukinya, baru kemudian di keluarkan kembali untuk di bawa ke Ma’la.

Beliau adalah seorang yang kasyaf artinya Allah membuka untuk beliau sesuatu yang tertutup untuk orang lain, sehingga sesuatu itu begitu tampak jelas bagi beliau bahkan perbuatan manusia pun tampak di hadapannya. Hal ini kurang beliau sukai sehingga seringkali beliau meminta kepada Allah agar menghilangkan kasyaf tersebut.

Beliau pernah berkata kepada guru kami, Al Ustadz Al Habib Sholeh bin Ahmad Al Aydrus, “Wahai Sholeh sesungguhnya perumpamaan maqam kasyaf dan jadzab di bandingkan dengan maqam yang di atasnya seperti anak perempuan kecil yang senang dengan bonekanya. Dia akan merasa cukup dengan boneka itu daripada sesuatu yang lebih berharga dan lebih mahal.”

Tetapi sesungguhnya karomah beliau yang besar justru terdapat pada keistiqomahan beliau dalam beribadah, berdakwah, mengajar dan melayani umat ini. Cukup menunjukkan kebesaran beliau dan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah menjadikan ilmu beliau manfaat, barokah dan murid-muridnya menyebar ke seluruh penjuru menjadi ahli dakwah, ulama dan penyambung lidah Rasulullah SAW.

Demikian pula dengan karya-karya beliau yang terus akan di manfaatkan dan di ambil hikmahnya oleh manusia sepeninggal beliau. Banyak para Auliya’ justru karomah mereka tampak pada karya-karya tulisnya seperti Imam An Nawawi dan juga tampak pada keberkahan wirid-wirid yang di susunnya seperti Imam Abul Hasan Asy Syadzili.

Beliau memang sudah meninggalkan dunia yang fana ini tetapi tetap hidup di hati para pecintanya. Bahkan para Ulama dan Auliya mereka tidaklah mati begitu saja, mereka tetaq hidup di sisi Allah dan tetap memperoleh rizki. Ruh mereka bebas berjalan kemana mereka inginkan sama ketika mereka masih hidup di dunia. Sebab ruh para kekasih Allah tidak di belenggu atau di ikat.

Bahkan hubungan beliau dengan murid-murid dan para pecintanya terus bersambung sekalipun sudah berpindah alam. Banyak di antara murid beliau yang bermimpi mendapatkan petunjuk dan arahan beliau. Ketika mereka mendapatkan suatu masalah, beliau datang dalam mimpi muridnya untuk membantu memberikan solusi. Demikianlah para Auliya yang tidak pernah putus mendapat rahmat Allah sekalipun sudah memasuki alam barzakh.

Mudah-mudahan Allah mengumpulkan kita bersama beliau dan para Auliya dalam keadaan ridha dan di ridhai oleh Allah SWT. Aamiin.

KITAB ARKAN BAB 1 : RUKUN SHOLAT اَرْكَانُ الصَّلَاةِ سَبْعَةَعَشَرَ Top of Form JAWA                    :     ...