Rabu, 21 Agustus 2013

Kisah Istighfarnya Abdullah Bin Sulthon

Abdulah bin Sulthon membaca istighfar ini tiap malam di bulan Rajab. Ini terjadi pada jaman Rasulullah SAW. Maka ketika Abdullah bin Sulthon meninggal tidak ada seorangpun yang hadir untuk memandikan, mensholatkan, dan melayat jenasahnya, maka turunlah malikat Jibril kepada Rasulullah SAW dan berkata. “Wahai Rasulullah, Tuhanmu memberimu salam dan mengkhususkanmu dengan kehormatan dan kemuliaan dan Tuhanmu memerintahkanmu untuk pergi ke jenasahnya Abdullah bin Sulthon, kemudian mandikanlah, kafanilah dan sholatilah.” Dan kemudian berangkatlah Rasulullah SAW, beliau berjalan dengan ujung jari-jari kakinya, ketika sampai di kuburnya beliau tersenyum, maka para sahabat kagum dengan sikap Rasulullah SAW tersebut. Setelah semuanya kembali pulang, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW mengapa engkau berjalan dengan ujung jari-jari kaki wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,”sungguh saya melihat dari banyaknya malaikat yang sedang berkumpul sehingga hampir tidak ada tempat untuk meletakkan kaiku di tanah, kecuali untuk jari-jari kakiku” Kemudian para sahabat bertanya lagi : “Kenapa engkau tersenyum wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,”sungguh aku telah melihat telaga dari surga ada di kuburnya dan di belakang telaga datang bidadari cantik-cantik yang masing-masing membawa gelas yang penuh dengan air dari telaga Kautsar, dan masing-masing berebut untuk memberi minum kepadanya, karena itu aku tersenyum. Kemudian Nabi mengajak para sahabat: “Mari kita ke rumah Abdullah bin sulton dan bertanya kepada istrinya tentang apa yang dikerjakan suaminya di masa hidupnya.”

Sesampai di depan rumahnya yang dalam keadaan tertutup, mereka mengetuk pintu, maka istri Abdullah bin Sulthon berkata,”Siapakah yang mengetuk pintu rumahnya orang fasik, pendusta?” Para sahabat berkata : “Wahai ibu yang baik, bukalah imamnya para Rosul, dan Nabi terakhir” MAka dibukalah pintu itu lalu ditanyakan pada istrinya tentang tingkahlaku suaminya dan apa saja yang dikerjakan sewaktu hidupnya. Perempuan itu menjawab, “Wahai Rasulullah saya tidak pernah melihat, tapi saya melihat bila datang bulan Rajab dia membaca Istighfar ini saya menjadi hafal. Nabi memerintahkan kepada Sayyidina Ali Kw menulis, setelah ditulis maka Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa membaca Istighfar ini dan meletakkan di rumahnya atau diletakkan di benda lainnya (peci, sabuk, baju) maka Allah SWT memberi pahala kepadanya seperti pahalanya 1000 orang yang jujur, pahala 80.000 haji, pahala 80.000 masjid, pahala 80.000 yang minum air dari telaga kautsar, pahala 80.000 malaikat yang mulia, pahala 80.000 orang yang ahli ibadah, pahala 7 langit dan 7 bumi, pahala 8 pintu surga, pahala Arsy dan kursi, pahala Laukh dan qolam dan pahala Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, bin Maryam, dan Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW bersabda,”Brangsiapa yang membaca Istighfar ini maka Allah SWT membangunkan untuknya 80.000 istana yang setiap kamarnya ada 80.000 bidadari yang cantik-cantik, di atas kepala bidadari ada pohon menaunginya selebar dunia seisinya. Barangsiapa membaca Istighfar ini 4X selama hidupnya maka sesungguhnya Allah SWT memberikan pahala Mekkah, Madinah, dan Baitul Maqdis. Apabila orang tersebut mati pada malam atau siang hari pada waktu membaca Istighfar ini, maka Allah SWT memerintahkan 80.000 malaikat untuk mengiringi jenazahnya dan memohonkan ampunan untuknya, dan Allah SWT memudahkannya dalam pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Allah SWT membukakan dalam kuburnya pintu ke surga dan akan datang bidadari yang cantik dengan membawa mangkuk berisi air dari telaga Kautsar, maka tatkala bangun dari kubur pada hari kiamat, wajahnya bersinar melebihi sinar bulan. Penduduk Magtsar berkata,”inikah nabi, inikah Rasul, inikah malaikat yang dengan Allah SWT” Maka diucapkanlah,”Bukan, ini adalah salahsatu hamba Allah SWT dari bani Adam yang dimuliakan Allah SWT sebab BAROKAH bacaan Istighfar.” kemudian didatangkanlah Burouq yang dinaikinya dan berjalan menuju pintu surga tanpa hisab. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barangsiapa membaca istighfar ini tidak akan didekati ular, kalajengking, srigala, dan sesuatu yang mencelakakannya dan selamat dari mati mendadak, selamat dari orang-orang dzalim, penpu orang hasut, perbuatan ahli sihir, orang yang kejam dan fasik, Allah SWT akan melihatnya dengan pandangan rahmat dan selamt dari jin, orang durhaka, setan-setan dan seluruh hal yang mencelakakannya.

Inilah Istighfarnya :

استغفِر الله، استغفر الله، استففر الله العظيم الّذى لا اله الّا هو الحي القيّوم وأتوب اِليه من حميع مااكرهه قولا وفعلا حاَ ضرا وغائبًا. اللهم إنّي استغفرك لما قدّمتُ واخّرتُ وما اعلنت وما انت اعلم به منّي انت المقدّم وانت المؤخّر وانت على كل شيئ قدير. اللهم إنّي استغفرك من كل ذنب تبت منه ثمّ عدت اليه استغفرك لما أردت به وجهك الكريم فخالطني فيه ما ليس لك به رضا واستغفرك لما دعاني اليه الهوى من قبل فيما اشتبه عليّ وهو عندك محرّم واستغفرك من النعم التي انعمت بها علي فاستعنت بها على معاصيك واستغفرك من الذنوب التي لايطّلع عليها احد سواك ولا ينجّي منها الا عفوك واستغفرك من كل يمين حنثت فيه وهم عند محرم وانا موآخذ به واستغفرك لا اله الا انت يا عالم الغيب والشهادة من كل سيئة عملتها في سواد الليل وبياض النهار وفي فلا وملا قولا وفعلا انت ناظر إليّ اذا كتمته وترى ما اتيته من العصيان ياكريم يامنان ياحليم واستغفرك لا اله الا انت سبحانك إني كنت من الظالمين واستغفرك من كل فريضة وجبت علي في أنآء الليل واطراف النهار وتركتها سهوا او غفلة او خطأ وا…نا مسؤل بها واستغفرك من كل سنة من سنن سيد المرسلين وخاتم النبيين سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم وتركتها سهوا او غفلة او خطأ اوتهاونا فإني استغفرك يآ الله يآ الله لا اله الا انت سبحانك إني كنت من الظالمين. لا اله الا انت يا رب العالمي انت ربي لا اله الا انت وحدك لا شريك لك سبحانك يارب العالمين وانت على كل شيئ قدير. ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم وصلى الله علي سيدنا محمد النبيّ الأميّ وعلى آله وصحبه اجمعين. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين

Minggu, 14 Juli 2013

Karomah Abuya As Sayyid Muhammad Bin Alawi Al Maliki Al Hasani


Walaupun sempat masuk Rumah Sakit karena sakit yang datang tiba-tiba, tetapi ketika akan wafat beliau meminta agar di bawa pulang dan akhirnya beliau wafat di antara murid-murid dan kitab-kitabnya.

Ketika akan di shalati di Masjidil Haram, ketika itu imamnya kebetulan adalah orang yang tidak beliau sukai. Tetapi Subhanallah ketika jenazah di masukkan ke dalam masjid, si imam tadi seakan tidak bisa mengeluarkan suara, sehingga dia mundur dan di gantikan oleh iman lain yaitu Syeikh Muhammad Abdullah Subayyil, seorang Imam yang dekat dan cinta dengan beliau.

Ketika puluhan ribu manusia mengiringi kepergiannya, keranda di usung dari Masjidil Haram menuju komplek pemakaman Ma’la. Lautan manusia meliputi jalan-jalan saat itu bergema tahlil dan dzikir. Subhanallah ketika dekat dengan makam Sayyidatuna Khadijah tiba-tiba entah bagaimana, pintu yang menutup makam Sayyidatuna Khadijah terbuka sehingga jenazah beliau dapat memasukinya, baru kemudian di keluarkan kembali untuk di bawa ke Ma’la.

Beliau adalah seorang yang kasyaf artinya Allah membuka untuk beliau sesuatu yang tertutup untuk orang lain, sehingga sesuatu itu begitu tampak jelas bagi beliau bahkan perbuatan manusia pun tampak di hadapannya. Hal ini kurang beliau sukai sehingga seringkali beliau meminta kepada Allah agar menghilangkan kasyaf tersebut.

Beliau pernah berkata kepada guru kami, Al Ustadz Al Habib Sholeh bin Ahmad Al Aydrus, “Wahai Sholeh sesungguhnya perumpamaan maqam kasyaf dan jadzab di bandingkan dengan maqam yang di atasnya seperti anak perempuan kecil yang senang dengan bonekanya. Dia akan merasa cukup dengan boneka itu daripada sesuatu yang lebih berharga dan lebih mahal.”

Tetapi sesungguhnya karomah beliau yang besar justru terdapat pada keistiqomahan beliau dalam beribadah, berdakwah, mengajar dan melayani umat ini. Cukup menunjukkan kebesaran beliau dan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah menjadikan ilmu beliau manfaat, barokah dan murid-muridnya menyebar ke seluruh penjuru menjadi ahli dakwah, ulama dan penyambung lidah Rasulullah SAW.

Demikian pula dengan karya-karya beliau yang terus akan di manfaatkan dan di ambil hikmahnya oleh manusia sepeninggal beliau. Banyak para Auliya’ justru karomah mereka tampak pada karya-karya tulisnya seperti Imam An Nawawi dan juga tampak pada keberkahan wirid-wirid yang di susunnya seperti Imam Abul Hasan Asy Syadzili.

Beliau memang sudah meninggalkan dunia yang fana ini tetapi tetap hidup di hati para pecintanya. Bahkan para Ulama dan Auliya mereka tidaklah mati begitu saja, mereka tetaq hidup di sisi Allah dan tetap memperoleh rizki. Ruh mereka bebas berjalan kemana mereka inginkan sama ketika mereka masih hidup di dunia. Sebab ruh para kekasih Allah tidak di belenggu atau di ikat.

Bahkan hubungan beliau dengan murid-murid dan para pecintanya terus bersambung sekalipun sudah berpindah alam. Banyak di antara murid beliau yang bermimpi mendapatkan petunjuk dan arahan beliau. Ketika mereka mendapatkan suatu masalah, beliau datang dalam mimpi muridnya untuk membantu memberikan solusi. Demikianlah para Auliya yang tidak pernah putus mendapat rahmat Allah sekalipun sudah memasuki alam barzakh.

Mudah-mudahan Allah mengumpulkan kita bersama beliau dan para Auliya dalam keadaan ridha dan di ridhai oleh Allah SWT. Aamiin.

Jumat, 12 Juli 2013

Habaib atau Syarif

Habaib atau Syarif dahulu kala disebut dengan panggilan Suna, yang dijuluki untuk Wali Songo khususnya di negeri Indonesia kita ini. Habaib adalah cucu keturunan Nabi Muhammad SAW dari anak putri Nabi Muhammad SAW yang bernama Sayyidatina Fatimah. Sebagaimana yang tertera di dalam sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini:
"Semua nasab itu dari laki-laki, kecuali nasab ku dari Fatimah putriku"
Lalu dari hasil pernikahan Sayyidatina Fatimah dengan Sayidina Ali ra, lahirlah 2 orang putra yang bernama Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein, dan dari keduanya memiliki keturunan sampai hari Kiamat. Dari garis keturunan Sayyidina Hasan yang dikenal keturunannya yaitu Tuan Syekh Abdul Qadir Al Jailani, serta dari garis keturunan Sayyidina Husein seperti diantaranya disebut dengan Assegaf, Al Haddad, Al Idrus, Al Atthos, Syekh Abu Bakar dan masih banyak lagi yang lainnya, mereka semua itu disebut dengan Habaib.
Habaib adalah penerus mutlak cucu Nabi Muhammad SAW, Habaib di seluruh dunia ini diakui ilmunya yang rata-rata bermazhab Ahli Sunnah Wal Jama'ah dan lebih banyak bermazhab kepada Imam Syafi'I, rata-rata ia berasal dari Negeri Yaman. Ilmu-ilmu beliau banyak dan cepat diterima oleh masyarakat dunia, khususnya di negeri indonesia.

Di Hadromut (Yaman Selatan) kita mengenal Al Habib Abdullah Bin Alwi Al Haddad, yang mana kitab karangan beliau ini banyak digunakan oleh para ulama dari seluruh penjuru dunia khususnya di Indonesia. Kitab karangan beliau yang sering kita jumpai dan kita kenal adalah Nasahdiniyah yang artinya nasihat-nasihat agama. Begitu banyak ilmu-ilmu Rosululloh SAW yang dikarang oleh para habaib yang berdasarkan kepada Al-Qur'an dan hadits-hadits. Ketahuilah mencintai mereka para habaib adalah wajib dan haram hukumnya membenci mereka sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Barangsiapa yang mencintai keluargaku maka wajib bersamaku di dalam surga dan barang siapa yang membenci keluargaku maka haram baginya mendapatkan syafa'atku nanti di hari kiamat"

Ingatlah mereka para habaib bagaikan bintang-bintang tanda aman ahli langit dan keluarga Nabi Muhammad SAW adalah tanda pangaman untuk ummatnya, maka kita tidak aneh bila ada para habaib pengikut mereka atau pencinta mereka makin bertambah di seluruh penjuru dunia karena mereka adalah karunia yang besar untuk ummat Nabi Muhammad SAW sebagai jalan menuju ridho Allah SWT dan tidak ada jalan yang lebih baik kecuali jalannya para habaib yang mengikuti kakek moyang beliau dan salaf-salaf beliau yang terpancar kebenarannya di muka bumi ini.


Sebutan / gelar habib di kalangan Arab Indonesia dinisbatkan secara khusus terhadap keturunan Nabi Muhammad SAW melalui Fatimah AzZahra dan Ali Bin Abi Thalib. Habib yang datang ke Indonesia mayoritas adalah keturunan Husain bin Fatimah binti Muhammad. Diperkirakan di Indonesia ada sebanyak 1,2 juta orang yang masih hidup yang berhak menyandang sebutan ini.di Indonesia, habib semuanya memiliki moyang yang berasal dari Yaman. khususnya Hadramaut. Berdasarkan catatan organisasi yang melakukan pencatatan silsilah para habib ini, Ar-Rabithah, ada sekitar 20 juta orang di seluruh dunia yang dapat menyandang gelar ini (disebut muhibbin) dari 114 marga. Hanya keturunan laki-laki saja yang berhak menyandang gelar habib.


Dalam perkembangannya, khususnya di kalangan masyarakat muslim indonesia, gelar ini tidak hanya disandang oleh para da'i dari Yaman saja, karena warga telah memuliakan mereka sebagai pemimpin mereka tanpa melihat asal-usul keturunan dengan alasan seorang menjadi alim tidak diakibatkan oleh asal keturunannya. Selain itu terjadi pula pelanggaran terhadap aturan, dengan menarik garis keturunan secara matrlineal (keturunan dari perempuan juga diberi hak menyandang "habib") meskipun akhirnya pernyataan ini hanyalah sebuah fitnah dari kaum orientalis untuk menghilangkan rasa hormat masyarakat ndonesia terhadap kaum kerabat Nabi Muhammad.


Para habib sangat dihormati pada masyarakat muslim Indonesia karena dianggap sebagai tali pengetahuan yang murni, karena garis keturunannya yang langsung dari Nabi Muhammad. Penghormatan ini sangat membuat gusar para kelompok anti-sunnah yang mengkait-kaitkan hal ini dengan bid'ah.

Para Habaib (jamak dari Habib) di Indonesia sangatlah banyak memberikan pencerahan dan pengetahuan akan agama islam. Sudah tak terhitung jumlah orang yang akhirnya memeluk agama islam ditangan para Habaib. Gelar lain untuk habib adalah Sayyid. Syed, Sidi (Sayyidi), Wan (Ahlul Bait) dan bagi golongan ningrat (pemerintah) disebut Syarif / Syarifah. Para habib ada pada golongan (firqoh) Sunni.

Kelak di akhir zaman, Imam Mahdi akan muncul dari keturunan Nabi Muhammad sendiri (habib)


AHLUL BAIT

Ahlul-Bait (Bahasa Arab) adalah istilah yang berarti "Orang Rumah" atau keluarga.
Dalam tradisi Islam istilah itu mengarah kepada keluarga Nabi Muhammad SAW. Terjadi perbedaan dalam penafsiran baik Muslim Syi'ah maupun Sunni. Syi'ah berpendapat bahwa Ahlul Bait mencakup lima orang yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husain sebagai anggota Ahlul Bait (di samping Nabi Muhammad SAW). Sementara Sunni berpendapat bahwa Ahlul Bait adalah keluarga Nabi Muhammad SAW dalam arti luas, meliputi istri-istri dan cucu-cucunya, hingga terkadang ada yang memasukkan mertua-mertua dan menantu-menantunya.

Istilah Ahlul Bait

Menurut kaum Syi'ah

Kaum Syi'ah lebih mengkhususkan istilah Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW yang hanya mencakup Ali dan istrinya Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW beserta putra-putra mereka yaitu al-Hasan dan al-Husain (4 orang ini bersama Muhammad juga disebut Ahlul Kisa atau yang berada dalam satu selimut) dan keturunan mereka.
Hal ini diperkuat pula dengan hadits-hadits seperti contoh berikut:
"Aisyah menyatakan bahwa pada suatu pagi, Rasulullah keluar dengan mengenakan kain bulu hitam yang berhias. Lalu, datanglah Hasan bin Ali, maka Rasulullah menyuruhnya masuk. Kemudian datang pula Husain lalu beliau masuk bersamanya. Datang juga Fathimah, kemudian beliau menyuruhnya masuk. Kemudian datang menurut Ali, maka beliau menyuruhnya masuk, lalu beliau membaca ayat 33 surah al-Ahzab,
"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya."

Menurut Sunni / aswaja atau al jama `ah / pengikut aswadul adzom Rasulullah

Makna "Ahl" dan "Ahlul Bait" dalam pengertian leksikal berarti penghuni rumah, termasuk istri dan anak-anak. Pengertian ini dianut sebagian kalangan Sunni dan Salafi, yang menyatakan bahwa ahlul bait Nabi Muhammad SAW mencakup pula istri-istri, mertua-mertua, juga menantu-menantu dan cucu-cucunya

Menurut Sufi dan sebagian Sunni

Kalangan Sufi dan sebagian kaum Sunni menyatakan bahwa Ahlul-Bait adalah anggota keluarga Nabi Muhammad SAW yang dalam hadits disebutkan haram menerima zakat, seperti keluarga Ali dan Fatimah beserta putra-putra mereka (Hasan dan Husain) serta keturunan mereka. Juga keluarga Abbas bin Abdul-Muththalib, serta keluarga-keluarga Ja'far dan Aqil yang bersama Ali merupakan putra-putra Abu Thalib.
Adapun risalah lengkap sebagaimana yang tercantum dalam Shahih Muslim adalah sebagai berikut:
Yazid bin Hayyan berkata,
"Aku pergi ke Zaid bin Arqam bersama Husain bin Sabrah dan Umar bin Muslim. Setelah kami duduk, Husain berkata kepada Zaid bin Arqam, 'Hai Zaid, kau telah memperoleh kebaikan yang banyak. Kau melihat Rasulullah, kau mendengar sabda beliau, kau bertempur bergabung beliau, dan kau telah shalat dengan diimami oleh beliau. Sungguh kau telah memperoleh kebaikan yang banyak. Karena itu, sampaikan kepada kami hai Zaid, apa yang kau dengar dari Rasulullah! '"


"Kata Zaid bin Arqam, 'Hai kemenakanku, demi Allah, aku ini sudah tua dan ajalku sudah semakin dekat. Aku sudah lupa sebagian dari apa yang aku dengar dari Rasulullah. Apa yang bisa aku sampaikan kepadamu terimalah dan apa yang tidak bisa aku sampaikan kepadamu janganlah kamu memaksaku untuk menyampaikannya. '"
"Kemudian Zaid bin Arqam mengatakan, 'Pada suatu hari Rasulullah berdiri dengan berpidato di suatu tempat air yang disebut Khumm antara Mekkah dan Madinah. Ia memuji Allah, kemudian menyampaikan nasihat dan peringatan, lalu beliau bersabda, Ketahuilah saudara-saudara bahwa aku adalah manusia seperti kalian. Sebentar lagi utusan Tuhanku (malaikat pencabut nyawa) akan datang lalu dia diperkenankan. Aku akan meninggalkan untuk kalian dua hal yang berat, yaitu :) Al-Qur'an yang berisi petunjuk dan cahaya, karena itu laksanakanlah isi Al-Qur'an dan pegangilah. (Dia mendorong dan mengimbau pengamalan Al-Qur'an).) Keluargaku. Aku ingatkan kalian agar berpedoman dengan hukum Allah dalam memperlakukan keluargaku (tiga kali) ".

Husain bertanya kepada Zaid bin Arqam, "Hai Zaid, siapa Ahlul Bait (keluarga) Rasulullah itu? Bukankah istri-istri beliau Ahlul Baitnya?"
Kata Zaid bin Arqam, "Istri-istri beliau adalah Ahlul Baitnya, tetapi Ahlul Bait beliau adalah orang yang diharamkan menerima zakat sampai sepeninggal beliau."
Kata Husain, "Siapa mereka itu?"
Kata Zaid bin Arqam, "Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas."
Kata Husain, "Apakah mereka semua diharamkan menerima zakat?"
Jawab Zaid, "Ya''

Istilah Ahlul Kisa

Kaum Sufi yang memiliki keterikatan dengan Ahlul Kisa, yaitu keluarga Ali bin Abu Thalib kw dan Fatimah az-Zahra baik secara zhahir (faktor keturunan) dan secara bathin (do'a dan amalan) sangat mendukung keutamaan Ahlul Kisa. Tetapi, Sufi berpendapat bahwa Ahlul Bait bukan hanya Ahlul Kisa sesuai dengan hadits tsaqalayn. Sufi berpendapat bahwa Ahlul Bait adalah mereka yang haram menerima zakat, yaitu keluarga Ali, Aqil dan Ja'far (yang merupakan putra-putra Abu Thalib) dan keluarga Abbas (HaditsShahih Muslim dari Zaid bin Arqam). Dengan demikian kaum Sufi dalam hal kekhalifahan memiliki perbedaan tajam dengan kaum Syi'ah

Hadist Shahih Ahlul Kisa

Shahih Muslim, vol. 7, hal. 130

Aisyah berkata, "Pada suatu pagi, Rasulullah saw keluar rumah menggunakan jubah (kisa) yang terbuat dari bulu domba.Hasan datang dan kemudian Rasulullah menempatkannya di bawah kisa tersebut. Kemudian Husain datang dan masuk ke dalamnya. Kemudian Fatimah ditempatkan oleh Rasulullah di sana. Kemudian Ali datang dan Rasulullah mengajaknya di bawah kisa dan berkata,
"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab [33]: 33)

Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Manaqib

Ummu Salamah mengutip bahwa Rasulullah SAW menutupi Hasan, Husain, Ali dan Fatimah dengan kisa-nya, dan menyatakan, "Wahai Allah! Mereka Ahlul Baitku dan yang terpilih. Hilangkan dosa dari mereka dan sucikanlah mereka!"
Ummu Salamah berkata, "Aku bertanya pada Rasulullah SAW, Wahai Rasul Allah! Apakah aku termasuk di dalamnya?" Beliau menjawab, "Engkau berada dalam kebaikan (tetapi tidak termasuk golongan mereka)."


Imam Turmudzi menulis di bawah hadits ini, "Hadits ini shahih dan bersanad baik, serta merupakan hadits terbaik yang pernah dikutip mengenai hal ini.intaha

Semoga bermanpaat dan semoga dapat memahaminya.

Kamis, 11 Juli 2013

Kisah Orang Kafir Masuk Islam Berkat Maulid Nabi Muhammad SAW

“Kisah dalam kitab Syaraful Anam pada nadzam “Qala Abdul Wahid ibn Isma’il...”

Syaikh Abdul Wahid bin Isma’il mengatakan bahwa dahulu di Mesir ada seorang muslim yang setiap tahunnya mengadakan acara Maulid Nabi Saw. Sedangkan tetangga sebelahnya adalah pasutri Yahudi. Si istri Yahudi itu bertanya kepada suaminya: “Apa yang sedang dilakukan oleh tetangga kita, kok di bulan ini ia mendermakan banyak sekali hartanya?”

Dijawab oleh sang suami: “Ia meyakini bahwa bulan ini adalah bulan kelahiran Nabinya. Dia melakukan semua itu sebagai wujud gembira dan memuliakan kepadanya dan hari kelahirannya (Nabi Saw.).”

Kemudian keduanya terdiam sehingga malam harinya mereka bermimpi. Si istri Yahudi itu bermimpi melihat seorang lelaki yang sangat indah, tampan, berwibawa, rupawan nan santun. Lelaki tersebut masuk ke dalam rumah tetangga muslimnya tersebut. Di sekelilingnya banyak sekali jamaah yang hadir turut memberikan pengagungan dan penghormatan kepada lelaki tampan itu.

Maka si wanita Yahudi itu bertanya kepada seorang jamaah:

“Siapakah lelaki yang amat tampan itu?”

Maka dijawab: “Ia adalah Rasulullah Saw. Beliau masuk ke dalam rumah ini untuk mengucapkan salam atas keluarga tuan rumah serta mengunjungi para jamaah sebab kegembiraan mereka kepada beliau Saw.”

Wanita Yahudi itu bertanya lagi: “Apakah lelaki tampan itu mau berbicara denganku jikalau saya ajak berbicara dengannya?”

Dijawab: “Ya, tentu.”

Maka wanita Yahudi itu menghadap lelaki tampan itu, dan berkata: “Wahai Muhammad.”

Dijawab: “Labbaik.”

“Apakah engkau akan memenuhi undanganku jikalau aku undang sedangkan saya adalah bukan orang Islam dan termasuk sebagian dari musuhmu?”

Dijawab: “Demi Dzat yang mengutusku dengan haq kenabian. Aku tidak akan memenuhi undanganmu sehingga aku mengetahui bahwa Allah telah memberimu hidayah.”

Wanita Yahudi itu berkata: “Sesungguhnya engkau adalah Nabi yang mulia. Sungguh engkau memiliki akhlak yang agung. Amat merugi orang yang menyalahimu dan yang jahil tentangmu. Terimalah aku bahwa sesungguhnya aku telah masuk Islam Asyhadu an laailaaha illallah wa asyhadu annamuhammadan rasulullah Saw.”

Kemudian si wanita itu berjanji kepada Allah bahwa esok hari ia akan menyedekahkan seluruh hartanya untuk mengadakan acara Maulid Nabi Saw. sebagai wujud kegembiraan atas keislamannya serta bersyukur atas mimpinya itu.

Esok harinya, ia melihat sang suami sedang mempersiapkan sebuah acara besar dengan semangat yang tinggi. Ia kagum atas yang dilakukan suami, kemudian bertanya: “Aku penasaran, kulihat engkau sedang bersemangat sekali nan riang gembira?”

Maka dijawab: “Ini semua kulakukan karena bersyukur atas keislamanmu di hadapan Rasulullah Saw. tadi malam.”

Sang istri pun berkata: “Lho kok sampean bisa tahu, siapa yang membocorkan rahasia itu?”

Maka dijawab: “Bahkan aku juga sudah masuk Islam di hadapan Rasulullah Saw. setelahmu.

Sebagaimana yang difirmankan Allah Swt. dan Ia bershalawat kepadanya, bahwa sesungguhnya orang yang mau bershalawat salam kepada beliau Saw. maka esok di hari kiamat ia akan diberi syafaat (pertolongan) oleh Allah Swt.”

Wallahu A’lam.
Semoga kelak kita semu mendapat Syafa'at Sayyidina Muhammad Shallalahu 'alaihi Wasallam. Aamiin

Pohon Nabi


Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam keluar ke Syam bersama Maisarah -pekerja Sayyidatuna Khadijah ra- untuk berniaga, Baginda SAW pernah berteduh di bawah pohon ini sebelum sampai ke sana.

Ketika Baginda SAW berteduh di bawahnya, dahan dan ranting ranting pohon ini bergerak menaungi Baginda SAW dari terik matahari.

Seorang rahib yang melihat kejadian ini datang bertemu Maisarah dan menunjukkan kepadanya pohon tempat berteduh Rasulullah SAW itu dengan berkata: “Hanya seorang Nabi saja yang berteduh di bawah pohon ini.”

Sampai hari ini, pohon itu tetap subur walaupun berada di tengah-tengah padang pasir yang kering kerintang. Sepertinya tidak ada tumbuhan hidup disekitarnya. Allah menghidupkannya dengan kehendak-Nya.

Semoga kelestarian Pohon Nabi ini tetap terjaga, dan semoga aman dari tangan jahil orang orang yang mengatas namakan musyrik kemudian dengan kekuasaannya menebangnya.


Foto Sayyid Syarifah.

Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafid





3 nama ulama itu adalah:

- Al-Habib Ali Zainal Abidin AlJufri
- Syeikh Abdul Hakim Murad
- Asy-Syahid Syeikh Dr. M. Said Ramadhan al-Buthiy.


Kisah Seekor Unta bisa Berbicara dg Keberkahan Sholawat.

⁠Pada zaman Rasulullah s.a.w, ada seorang Yahudi yang menuduh seorang Muslim mencuri untanya. Maka dia datangkan empat orang saksi palsu dari golongan munafik. Nabi s.a.w lalu memutuskan hukum unta itu milik orang Yahudi dan menjatuhkan hukum potong tangan kepada Muslim itu sehingga ia kebingungan. Maka ia pun mengangkatkan kepalanya menengadah ke langit seraya berkata, “Wahai Allah, Engkau Maha Mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidaklah mencuri unta itu.”
Selanjutnya orang Muslim itu berkata kepada Nabi s.a.w, “Wahai Rasulullah, sungguh keputusanmu itu adalah benar, akan tetapi mintalah keterangan dari unta ini.”
Kemudian Nabi s.a.w bertanya kepada unta itu, “Hai unta, milik siapakah engkau ini ?”
Unta itu menjawab dengan kata-kata yang fasih dan terang, “Wahai Rasulullah, aku adalah milik orang Muslim ini dan sesungguhnya para saksi itu adalah dusta.”
Akhirnya Rasulullah s.a.w berkata kepada orang Muslim itu, “Hai orang Muslim, beritahukan kepadaku, apakah yang telah engkau perbuat, sehingga Allah Taala menjadikan unta ini dapat berkata perkara yang benar.”
Jawab orang Muslim itu, “Wahai Rasulullah, aku tidak tidur di waktu malam sehingga lebih dahulu aku membaca solawat ke atas engkau sepuluh kali.”
Rasulullah s.a.w bersabda,
“Engkau telah selamat dari hukum potong tanganmu di dunia dan selamat juga dari siksaan di akhirat nantinya dengan sebab berkatnya engkau membaca solawat untukku.”
Memang membaca solawat itu sangat digalakkan oleh agama sebab pahala-pahalanya sangat tinggi di sisi Allah. Lagi pula boleh melindungi diri dari segala macam bencana yang menimpa, baik di dunia dan di akhirat nanti. Sebagaimana dalam kisah tadi, orang Muslim yang dituduh mencuri itu mendapat perlindungan daripada Allah melalui seekor unta yang menghakimkannya.


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدنامُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيّدنا مُحَمَّدٍ

Rabu, 10 Juli 2013

Kisah Shalawat Nabi Muhammad SAW

Anda Pasti meneteskan air mata mendengar berita ini. Terutama permohonan Malaikat Isrofil kepada Allah SWT

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.

Berkata Jibril A.S. : “Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca selawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”

Berkata pula Mikail A.S. : “Mereka yang berselawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.”

Berkata pula Isrofil A.S. : “Mereka yang berselawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T. dan aku TIDAK AKAN mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T. mengampuni orang itu (yang bershalawat).”

Malaikat Izrail A.S pula berkata : “Bagi mereka yang berselawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi.”

Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah S.A.W.? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang berselawat ke atas Rasulullah S.A.W.

Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk berselawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W.
Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para malaikat.

Bacaan Sholawat Nabi sangat beragam, ini adalah satu dari beragam itu.
Ya Nabi Salam Alaika Ya Rosuul salam alaika Ya Habiib salam alaika Sholawatulloh alaika.

Dalam Al Qur'an Allah swt. berfirman: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". (Al Qur'an S. Al-Ahzab ayat 56)

Nabi Muhammad saw. bersabda: "Bershalawatlah kamu kepadaku, karena shalawat itu menjadi zakat penghening jiwa pembersih dosa bagimu". (Diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih).

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدنامُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيّدنا مُحَمَّدٍ

Sepuluh Godaan Syetan dalam Sholat yang Harus Kita Waspadai


1. Was-Was Saat Melakukan Takbiratul Ihram
 
Saat mulai membaca takbiratul ihram “Allahu Akbar”, ia ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sudah sah atau belum sah. Sehingga ia langsung mengulanginya lagi dengan membaca takbir. Peristiwa itu terus menerus terulang, terkadang sampai imamnya hampir ruku’.
Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata: “Termasuk tipu daya syetan yang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwudhu) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam sholat”. Was-was itu membuat mereka tersiksa dan tidak tenteram. 
 
2. Tidak Konsentrasi Saat Membaca Bacaan Sholat

Sahabat Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam yaitu ‘Utsman bin Abil ‘Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam sholatku dan membuat bacaanku salah dan rancau”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itulah syaitan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah Subhaanahu wa ta’aala Akupun melakukan hal itu dan Allah Subhaanahu wa ta’aala menghilangkan gangguan itu dariku” (HR. Muslim) 
 
3. Lupa Jumlah Raka'at Yang Telah Dikerjakan

Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam telah bersabda: “Jika salah seorang dari kalian sholat, syetan akan datang kepadanya untuk menggodanya sampai ia tidak tahu berapa rakaat yang ia telah kerjakan. Apabila salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam” (HR. Bukhari dan Muslim) 
 
4. Hadirnya Pikiran Yang Memalingkan Konsentrasi

Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata: “Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Apabila dikumandangkan azan sholat, syetan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak mendengar suara azan tersebut. Apabila muadzin telah selesai azan, ia kembali lagi. Dan jika iqamat dikumandangkan, ia berlari. Apabila telah selesai iqamat, dia kembali lagi. Ia akan selalu bersama orang yang sholat seraya berkata kepadanya: “Ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat!”, sehingga orang tersebut tidak tahu berapa rakaat ia sholat” (HR Bukhari) 
 
5. Tergesa-gesa Untuk Menyelesaikan Shalat
 
Ibnul Qayyim berkata: “Sesungguhnya ketergesa-gesaan itu datangnya dari syetan, karena tergesa-gesa adalah sifat gegabah dan sembrono yang menghalang-halangi seseorang untuk berprilaku hati-hati, tenang dan santun serta meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tergesa-gesa muncul kerana dua perilaku buruk,yaitu sembrono dan buru-buru sebelum waktunya”.
Tentu saja bila sholat dalam keadaan tergesa-gesa, maka cara pelaksanaannya asal mengerjakan solat, asal selesai, sudah!!!. Tidak ada ketenangan atau thuma’ninah.
Pada zaman Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam ada orang sholat dengan tergesa-gesa. Akhirnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam memerintahkannya untuk mengulanginya lagi karena sholat yang telah ia kerjakan belum sah.
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda kepadanya: “Apabila kamu sholat, bertakbirlah (takbiratul ihram). Lalu bacalah dari Al-Qur’an yang mudah bagimu, lalu ruku’lah sampai kamu benar-benar ruku’ (thuma’ninah), lalu bangkitlah dari ruku’ sampai kamu tegak berdiri, kemudian sujudlah sampai kamu benar-benar sujud (thuma’ninah) dan lakukanlah hal itu dalam setiap rakaat solatmu” (HR Bukhari dan Muslim) 
 
6. Melakukan Gerakan-Gerakan Yang Tidak Perlu

Dahulu ada seorang sahabat yang bermain kerikil ketika sedang tasyahud. Ia membolak-balikkannya. Melihat hal itu, maka Ibnu Umar segera menegurnya selepas solat. “Jangan bermain kerikil ketika sholat karena perbuatan tersebut berasal dari syetan. Tapi kerjakan seperti apa yang dikerjakan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”. Orang tersebut bertanya: “Apa yang dilakukannya?” Kemudian Ibnu Umar meletakkan tangan kanannya diatas paha kanannya dengan jari telunjuk menunjuk ke arah kiblat atau tempat sujud. “Demikianlah saya melihat apa yang dilakukan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”, kata Ibnu Umar. (HR Tirmidzi) 
 
7. Menengok Ke Kanan atau Ke Kiri Ketika Shalat

Dengan sadar atau tidak, seseorang yang sedang sholat memandang ke kiri atau ke kanan, itulah akibat godaan syetan penggoda. Karena itu, setelah takbiratul ihram, pusatkan pandangan pada satu titik. Yaitu tempat sujud. Sehingga perhatian kita menjadi fokus dan tidak mudah dicuri oleh syetan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallaah ‘anhaa, ia berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam tentang hukum menengok ketika sholat”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itu adalah curian syetan atas sholat seorang hamba”. (HR Bukhari) 
 
8. Menguap dan Mengantuk

Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Menguap ketika sholat itu dari syetan. Karena itu bila kalian ingin menguap, maka tahanlah sebisa mungkin” (HR Thabrani).
Dalam riwayat lain Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Adapun menguap itu datangnya dari syetan, maka hendaklah seseorang mencegahnya (menahannya) selagi bisa. Apabila ia berkata ha… berarti syaitan tertawa dalam mulutnya” (HR Bukhari dan Muslim) 
 
9. Bersin berulang Kali Saat Shalat
 
Syetan ingin mengganggu kekhusyukkan sholat dengan bersin, sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mas’ud: “Menguap dan bersin dalam sholat itu dari syetan” (Riwayat Thabrani).
Ibnu Hajar menguraikan pernyataan Ibnu Mas’ud radhiyallaah ‘anhu, “Bersin yang tidak disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala adalah yang terjadi dalam sholat, sedangkan bersin di luar solat itu tetap disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala. Hal itu tidak lain karena syetan memang ingin mengganggu sholat seseorang dengan berbagai cara”. 
 
10. Terasa Ingin Buang Angin atai Baung Air

Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian bimbang atas apa yang dirasakan di perutnya apakah telah keluar sesuatu darinya atau tidak, maka janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid sampai ia yakin telah mendengar suara (keluarnya angin) atau mencium baunya” (HR Muslim).
Berbahagialah orang-orang muslim yang selama ini terbebas dari berbagai macam gangguan syetan dalam solat. Semoga kita semua dibebaskan oleh Allah Subhaanahu wa ta’aala dari gangguan-gangguan tersebut. Dan bagi yang merasakan gangguan tersebut, sebagian atau keseluruhannya, janganlah putus asa untuk berjihad melawan godaan syetan yang terkutuk.
Semoga bermanfaat.

10 keutamaann orang berpuasa menurut Al Maghfurlah Al Habib As Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki

Foto
Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki atau yang akrab dipanggil Abuya ini adalah salah seorang ulama kenamaan dari Timur-Tengah, khususnya di Arab Saudi. Karisma besarnya tidak hanya berhenti di sana tapi sudah masuk ke Asia lebih-lebih di tanah air. Murid-muridnya bertebaran di perbagai penjuru nusantra meramaikan lalu-lintas dakwah dengan ilmu-ilmu yang berkualitas. Di Malang sendiri sederet ulama terkemuka lahir dari tangan dinginnya, di antaranya, Habib Shaleh Al Aydarus, Habib Muhammad bin Idrus Al Haddad, Ustadz Husain Abdullah Abdun, dan masih banyak lagi.


Di musim haji kediaman Abuya ramai dikunjungi oleh para jamaah haji guna bertamu dan mengalap barakah dari beliau. Tak jarang beliau memberi uang dan kitab-kitab sebagai oleh-oleh untuk mereka. Kedekatannya dengan ulama tanah air sendiri merupakan warisan ayahnya Sayyid Alwi bin Abbas Al Maliki yang pada masa hidupnya aktif mengajar para santri dari Indonesia. KH. Hasyim Asyari salah satunya.


Kecerdasan Abuya yang luar biasa menempatkan beliau sebagai ulama top yang banyak dirujuk oleh ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dari seluruh dunia. Tidak berlebihan kiranya bila beliau dinobatkan sebagai ulama sekaligus Imam Ahlus Sunnah wal Jama`ah abad 21 meski beliau menetap di negara berhaluan konservatif (Wahabi) .


Kedalaman ilmunya memang sudah tidak terbantahkan. Ilmu Hadits dan Sirah (sejarah) adalah dua ilmu yang sangat dikuasai olehnya. Dari tangannya lahir sejumlah karya brilian yang banyak diajarkan, dikutip oleh para dai, khatib dan diteliti oleh para ahli, mulai santri hingga mahasiswa. Karya-karya Abuya yng ditinggalkan sebagai warisan intelektual untuk umat sangat banyak, antara lain Mafâhîm Yajibu an Tushahhah, Abwâbul Faraj, Al Manhalul Latîf, Khasâisul Ummatil Muhammadiyah, Al Qawâid Al Asasiyyah fi Ulûmil Qur`ân, Wahuwa fil Ufuqil A`lâ, Târîkhul Hawâdits an Nabawiyyah, Syarhu Mandzûmatil Waraqât, Qul Hâdzihi Sabilî.


Abuya mendapat perhatian yang besar dari umat Islam karena kejeliannya menangkap beberapa keutamaan-keutamaan umat Nabi Muhamad dibanding umat-umat terdahulu. Usahanya menguak kemuliaan orang-orang yang berpuasa dari umat Muhammad terlihat nyata dalam pembahasan pada salah satu kitabnya yang terkenal, Khasâisul Ummatil Muhammadiyah. Beliau mencoba membuat ringkasan rapi tentang puasa bertitik tolak dari Al Quran dan As Sunnah.


Abuya menorehkan sepuluh keutamaan orang-orang yang berpuasa yang ada pada umat ini.


Pertama, Allah memberikan keistimewaan kepada umat yang berpuasa dengan menyediakan satu pintu khusus di surga yang dinamai Al Rayyan. Pintu surga Al Rayyan ini hanya disediakan bagi umat yang berpuasa. Kata Nabi dalam satu haditsnya, pintu Rayyan hanya diperuntukkan bagi orang-orang berpuasa, bukan untuk lainnya. Bila pintu tersebut sudah dimasuki oleh seluruh rombongan ahli puasa Ramadhan, maka tak ada lagi yang boleh masuk ke dalamnya. (HR. Ahmad dan Bukhari-Muslim)


Kedua, Allah telah mengfungsikan puasa umat Nabi Muhammad saw sebagai benteng yang kokoh dari siksa api neraka sekaligus tirai penghalang dari godaan hawa nafsu. Dalam hal ini Rasul bersabda, “Puasa (Ramadhan) merupakan perisai dan benteng yang kokoh dari siksa api neraka.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi). Rasul menambahkan pula bahwa puasa yang berfungsi sebagai perisai itu layaknya perisai dalam kancah peperangan selama tidak dinodai oleh kedustaan dan pergunjingan. (HR. Ahmad, An Nasa`i, dan Ibnu Majah).


Ketiga, Allah memberikan keistimewaan kepada ahli puasa dengan menjadikan bau mulutnya itu lebih harum dari minyak misik. Sehingga Rasul bertutur demikian, “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih semerbak di sisi Allah dari bau minyak misik.”


Keempat, Allah memberikan dua kebahagiaan bagi ahli puasa yaitu bahagia saat berbuka dan pada saat bertemu dengan Allah kelak. Orang yang berpuasa dalam santapan bukanya meluapkan rasa syukurnya dimana bersyukur termasuk salah satu ibadah dan dzikir. Syukur yang terungkap dalam kebahagiaan karena telah diberi kemampuan oleh Allah untuk menyempurnakan puasa di hari tersebut sekaligus berbahagia atas janji pahala yang besar dari-Nya. “Orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan. Yaitu berbahagia kala berbuka dan kala bertemu Allah,” kata Rasul dalam hadits riwayat imam Muslim.


Kelima, puasa telah dijadikan oleh Allah sebagai medan untuk menempa kesehatan dan kesembuhan dari beragam penyakit. “Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat.” (HR. Ibnu Sunni dan Abu Nu`aim).


Abuya menegaskan bahwa rahasia kesehatan di balik ibadah puasa adalah bahwa puasa menempah tubuh kita untuk melumatkan racun-racun yang mengendap dalam tubuh dan mengosongkan materi-materi kotor lainnya dari dalam tubuh.


Menurut kerangka berpikir Abuya, puasa ialah fasilitas kesehatan bagi seorang hamba guna meningkatkan kadar ketaqwaan yang merupakan tujuan utama puasa itu sendiri. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. Al Baqarah: 183).


Keenam, keutamaan berikutnya yang Allah berikan kepada ahli puasa adalah dengan menjauhkan wajahnya dari siksa api neraka. Matanya tak akan sampai melihat pawai arak-arakan neraka dalam bentuk apapun juga. Rasul yang mulia berkata demikian, “Barangsiapa berpuasa satu hari demi di jalan Allah, dijauhkan wajahnya dari api neraka sebanyak (jarak) tujuh puluh musim.” (HR. Ahmad, Bukhari-Muslim, dan Nasa`i).


Ketujuh, dalam Al Quran Allah berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (Qs. At Taubah: 112).


Sebagian ulama ahli tafsir menerangkan bahwa orang –orang yang melawat (As Saihuun) pada ayat tersebut adalah orang yang berpuasa sebab mereka melakukan lawatan (kunjungan) ke Allah. Makna lawatan, tegas Abuya, di sini adalah bahwa puasa merupakan penyebab mereka (orang yang berpuasa) bisa sampai kepada Allah. Lawatan ke Allah ditandai dengan meninggalkan seluruh kebiasaan yang selama ini dilakoni (makan, minum, mendatangi istri di siang hari) serta menahan diri dari rasa lapar dan dahaga.


Sembari mengutip Al Quran pula, Abuya mencoba menganalisa surah Az Zumar ayat 10: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Kata Al Maliki, orang-orang yang bersabarlah maksudnya adalah orang yang berpuasa sebab puasa adalah nama lain dari sabar. Di saat berpuasalah, orang-orang yang bersabar (dalam beribadah puasa) memperoleh ganjaran dan pahala yang tak terhitung banyaknya dari Dzat Yang Maha Pemberi, Allah swt.


Kedelapan, di saat puasa inilah Allah memberi keistemewaan dengan menjadikan segala aktifitas orang yang berpuasa sebagai ibadah dan ketaatan kepada-Nya. Karenanya, orang yang berpuasa dan ia meninggalkan ucapan yang tidak berguna (diam) adalah ibadah serta tidurnya dengan tujuan agar kuat dalam melaksanakan ketaatan di jalan-Nya juga ibadah. Dalam satu hadits riwayat Ibnu Mundih dinyatakan, “Diamnya orang yang berpuasa adalah tasbih, tidurnya merupakan ibadah, dan doanya akan dikabulkan, serta perbuatannya akan dilipatgandakan (pahalanya).”


Kesembilan, di antara cara yang Allah kenakan dalam memuliakan orang yang berpuasa, bahwa Allah menjadikan orang yang memberi makan berbuka puasa pahalanya sama persis dengan orang yang berpuasa itu sendiri meski dengan sepotong roti atau seteguk air. Dalam satu riwayat Nabi bertutur seseorang yang memberi makan orang yang puasa dari hasil yang halal, akan dimintakan ampunan oleh malaikat pada malam-malam Ramadhan…… meski hanya seteguk air. (Hr. Abu Ya`la).


Kesepuluh, orang yang berbuka puasa dengan berjamaah demi melihat keagungan puasa, maka para malaikat akan bershalawat (memintakan ampunan) baginya.


Masuk Islam Yahudi dengan tanda-tanda Kerasulan Menurut Kitab Taurat

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ♥ Di antara cirri lainnya dari ciri-ciri Rasulullah saw yang sudah di ketahui oleh orang” Yahudi adalah bahwa setiap kali orang mencoba membuatnya marah, maka setiap itu pula bertambah kasih sayang dan kelembutannya. Dan memang demikian adanya. Setiap kali Rasulullah saw di bentak, setiap kali itu pula bertambah keramahan dan kelembutannya. Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah saw datang ke Madinah, salah seorang pedagang Yahudi datang menemui beliau. Namanya Zaid ibn Sa’nah. Begitu melihat Rasulullah saw, ia melihat cirri-ciri yang dimiliki beliau sesuai dengan cirri-ciri Nabi akhir zaman yang diketahuinya. Kemudian terbesit dalam hati Zaid keinginan untuk menguji keramahan dan kelemah-lembutan beliau. Ia berkata, “Wahai Abu al-Qasim, aku seorang pedagang Yahudi. Aku punya banyak harta dan aku ingin meminjamkan kepadamu sebagian dari hartaku itu untuk pembekalan perang dan kebutuhan-kebutuhanmu lainnya. Nabi saw bersabda, “Tidak apa-apa.” Maka beliau mengambil sebagian hartanya sebagai pinjaman dengan tempo satu tahun. Namun baru satu bulan setelah itu, pedagang Yahudi itu datang lagi. Waktu itu Rasulullah saw sedang melakukan sholat ashar berjamaah di masjid dengan para sahabatnya. Si Yahudi berkata, “Berikan hartaku yang ada padamu, wahai Muhammad! Beliau bersabda, “Bukankah kamu memberiku pinjaman dengan tempo satu tahun?” Ia menjawab, “Sesungguhnya kalian suka mengulur-ngulur hutang dan tidak melunasinya, wahai anak cucu Abdul Muthalib.” Mendengar itu Rasulullah saw hanya tersenyum. Kemudian orang itu berkata lagi, Berikan hartaku!” Dibentak seperti itu, senyum Rasulullah saw malah semakin bertambah. Melihat pemandangan seperti itu, ‘Umar ibn al-Khaththab menjadi marah besar dan bermaksud memukul si Yahudi yang lantang itu. Melihat gelagat ‘Umar itu, Rasulullah saw menghampirinya untuk menenangkannya. Lalu beliau menyuruhnya duduk. Kemudian beliau berkata kepada si Yahudi, “Aku akan memberikan hartamu, insya Allah.” Setiap kali si Yahudi meninggikan suaranya pada beliau, setiap itu pula beliau mengembakan senyumnya. Kemudian Rasulullah saw meraih tangan si Yahudi itu dan membawanya kerumah beliau, lalu diberikanlah kepada si Yahudi itu harta yang dimintanya. Ketika itu pula, si Yahudi berucap, “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah, dan bahwa sesungguhnya engkau adalah utusan Allah.” Apa yang tertulis di dalam Taurat tentang tanda-tanda seorang nabi, telah aku lihat semuanya pada dirimu. Kecuali tanda yang ini (yakni kelembutan dan keramahan), aku belum melihatnya. Maka aku bermaksud untuk menguji dan membuktikannya pada dirimu. Dan kini tanda itu pun telah aku buktikan. Maka aku bersaksi bahwa sesungguhnya engkau adalah utusan Allah.. اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه
Oleh: Lukman Asrianto

Amalan-amalan Sunnah Di Bulan Ramadhan

Berikut ini adalah amalan-amalan Sunnahi, baik Sunnah qauliyah dan fi’liyah yang bisa kita lakukan selama bulan Ramadhan.

1. Bersahur

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

“Bersahurlah kalian, karena pada santap sahur itu ada keberkahan.” (HR. Bukhari No. 1923, Muslim No. 1095).

Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah mengatakan:

وقد أجمعت الامة على استحبابه، وأنه لا إثم على من تركه

Umat telah ijma’ atas kesunahannya, dan tidak berdosa meninggalkannya. (Fiqhus Sunnah, 1/455).

Beliau menambahkan :

وسبب البركة: أنه يقوي الصائم، وينشطه، ويهون عليه الصيام.

Sebab keberkahannya adalah karena sahur dapat menguatkan orang yang berpuasa, menggiatkannya, dan membuatnya ringan menjalankannya. (Ibid, 1/456)
Keutamaannya:

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوهُ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walau kalian hanya meminum seteguk air, karena Allah ‘Azza wa Jalla dan para malaikat mendoakan orang yang makan sahur. (HR. Ahmad No. 11086, Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan: sanadnya shahih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 11086).

Dari Amru bin Al-‘Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السُّحُور

“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah pada makan sahur.” (HR. Muslim No. 1096)

Disunnahkan menta’khirkan sahur:
Dari ‘Amru bin Maimun Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

كان أصحاب محمد صلى الله عليه و سلم أعجل الناس إفطارا وأبطأهم سحورا

Para sahabat Muhammad SAW. adalah manusia yang paling bersegera dalam berbuka puasa, dan paling akhir dalam sahurnya. (HR. Al-Baihaqi dalam As Sunan Al-Kubra No. 7916. Al-Faryabi dalam Ash Shiyam No. 52. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf No. 9025).

Imam An-Nawawi mengatakan: “sanadnya shahih.” (Lihat Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab, 6/362), begitu pula dishahihkan oleh Imam Ibnu Abdil Bar, bahkan menurutnya keshahihan hadits tentang bersegera buka puasa dan mengakhirkan sahur adalah mutawatir. (Lihat Imam Al-‘Aini, ‘Umdatul Qari, 17/9. Imam Ibnu Hajar, Fathul Bari, 4/199)

 2. Menyegerakan Berbuka Puasa

Menyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Mengawali berbuka puasa dengan kurma, atau manis-manisan kalau tidak ada maka dengan minum air. ” Rasulullah saw berbuka dengan rutbaat (kurma segar) sebelum beliau shalat, apabila tidak ada maka dengan beberapa tamar (kurma) dan apabila tidak ada, beliau meminum air. (HR Abu Dawud, Hakim dan menshahihkannya serta Tirmidzi meng-hasankannya).

3. Tadarus Al-Quran dan Mengkhatamkannya

Bulan Ramadhan adalah bulan yang amat erat hubungannya dengan Al-Quran, karena saat itulah Al-Quran diturunka Oleh karenanya aktifitas bertadarus (membaca sekaligus mengkaji) adalah hal yang sangat utama saat itu, dan telah menjadi aktivitas utama sejak masa Nabi SAW. dan generasi terbaik.
Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma menceritakan:

وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

Jibril menemuinya pada tiap malam-malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Quran bersamanya. (HR. Bukhari No. 3220).

4. Shalat tarawih.

Salah satu keutamaan bulan Ramadhan yang tidak kita dapati pada bulan yang lain adalah adanya sholat malam atau tarawih dengan pahalanya yang begitu melimpah. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda;

“Barangsiapa sholat tarawih dengan dilandasi keimanan dan mengharap pahala dari Alloh maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhori dan Muslim).

5. Meninggalkan perkataan kotor

Selalu berpikir positif dan melakukan hal-hal yang bermanfaat serta meninggalkan perkataan-perkataan yang sia-sia apalagi kata-kata kotor yang dapat merusak pahala ibadah puasa kita.

Dari Abu hurairah ra bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:” Berpuasa bukan hanya (menahan) dari makan dan minum, sesungguhnya berpuasa dari lagwun (perbuatan yang sia-sia) dan rofats (perkataan yang kotor)…( HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Hakim).

6. Memperbanyak Sedekah.

Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744).

7. Memperbanyak Doa:

Doa orang berpuasa adalah salah satu doa yang paling mustajab. Dalam kondisi seseorang berpuasa, apalagi jika yang berpuasa itu bukan hanya panca inderanya, akan tetapi juga hati (kalbu)nya yang ikut berpuasa maka doanya akan mudah dikabulkan oleh Allah Swt. Ibarat penyucian, puasa akan menyucikan kembali diri kita dari debu-debu dosa yang selama ini menempel. Dengan berpuasa seseorang tengah membersihkan diri sehingga hatinya pun ikut bersih, dan ketika ia memanjatkan doa kepada Allah Swt, doa itupun akan mudah dikabulkan. Sebab salah satu sebab dikabulkannya doa adalah bersihnya hati kita sehingga cahaya doa dapat langsung menembus arys dan didengar serta dikabulkan oleh Allah Swt.

8. Menyibukan diri Dalam Kebaikan.

Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain.

9. Memberi Makan Kepada Orang yang Berpuasa Dan Menjalin Silaturahmi.

Dianjurkan kepada orang-orang yang sedang berpuasa untuk memberikan ifthor kepada saudara-saudaranya yang juga sedang berpuasa. Ibadah puasa menjadi salah satu sarana untuk merekatkan jalinan persaudaraan diantara umat. Karena diantara hikmahnya adalah untuk ber empati terhadap kondisi yang sedang dihadapi oleh umat Islam, baik satu daerah ataupun berbeda wilayah. Pada realitanya tidak semua umat Islam berada dalam keadaan yang senang dengan fasilitas hidup. Masih banyak umat Islam yang berada dalam kesusahan dan terdzalimi. Pada bulan Ramadan inilah saatnya kita menunjukan solidaritas terhadap mereka, saudara kita.

Rasulullah Bersabda :

“Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. (HR Bukhari dan Muslim).

10. Beri‘tikaf:

Disunnahkan untuk beri‘tikaf terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Salah satunya untuk mendapatkan pahala lailatul qadar yang menurut Rasulullah SAW ada pada malam-malam 10 terakhir bulan Ramadhan. Dengan mengkhususkan diri berdiam selama beberapa hari di masjid untuk lebih ber mujahadah dalam ibadah, maka hal ini juga sebagai bentuk latihan pembentukan diri menjadi hamba Allah yang sedang mendekati Rabb nya. Baginda Nabi saw apabila datang sepuluh hari terakhir Ramadan maka beliau segera menyambutnya dengan penuh kekhusyuan.
Aisyah RA berkata, ”Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya (isterinya) dan meninggalkan isterinya (tidak berhubungan suami isteri).(HR Bukhari dan Muslim).

Semoga mamfaat utk di amalkan...!!!. Wassalam.

10 Jenis Siksaan Yang Menimpa Wanita Penghuni Neraka

Inilah sepuluh jenis siksaan yang menimpa wanita yang diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika melalui peristiwa Israk dan Mikraj, inilah peristiwa yang membuat Rasulullah menangis setiap kali mengenangkannya.
Dalam perjalanan itu, antaranya Rasulullah SAW diperlihatkan (1) perempuan yang digantung dengan rambutnya, sementara itu otak di kepalanya mendidih. Mereka adalah perempuan yang tidak mau melindungi rambutnya agar tidak dilihat lelaki lain.

Siksaan lain yang diperlihatkan Rasulullah SAW ialah (2) perempuan yang digantung dengan lidahnya dan (3) tangannya dikeluarkan dari punggungnya dan (4) minyak panas dituangkan ke dalam kerongkongnya. Mereka adalah perempuan yang suka menyakiti hati suami dengan kata-katanya.

Rasulullah SAW juga melihat bagaimana (5) perempuan digantung buah dadanya dari arah punggung dan air pohon zakum dituang ke dalam kerongkongnya. Mereka adalah perempuan yang menyusui anak orang lain tanpa keizinan suaminya.

Ada pula (6) perempuan diikat dua kakinya serta dua tangannya sampai ke ubun dan dibelit beberapa ular dan kala jengking. Mereka adalah perempuan yang mampu sholat dan berpuasa tetapi tidak mau mengerjakannya, tidak berwudhu dan tidak mau mandi junub. Mereka sering keluar rumah tanpa mendapat izin suaminya terlebih dulu dan tidak mandi yaitu tidak bersuci selepas habis haid dan nifas.

Selain itu, Rasulullah SAW melihat (7) perempuan yang makan daging tubuhnya sendiri sementara di bawahnya ada api yang menyala. Mereka adalah perempuan yang berhias untuk dilihat lelaki lain dan suka menceritakan aib orang lain.

Rasulullah SAW juga melihat (8) perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting neraka. Mereka adalah perempuan yang suka mencari perhatian orang lain agar melihat perhiasan dirinya.

Siksaan lain yang dilihat Rasulullah SAW ialah (9) perempuan yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya pula seperti keledai. Mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan sangat suka berdusta.

Ada pula perempuan yang Rasulullah SAW lihat (10) bentuk rupanya seperti anjing dan beberapa ekor ular serta kala jengking masuk ke dalam mulutnya dan keluar melalui duburnya. Mereka adalah perempuan yang suka marah kepada suaminya dan memfitnah orang lain.

Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan wanita atau menempatkan wanita sebagai sumber dosa. Inilah keadaan seadanya yang sesuai riwayat yang ada.
 
 https://www.facebook.com/groups/abdkadir72/

Pintu-pintu masuknya syetan ke Manusia

1. Al jahlu (kebodohan)
2. Al ghadhab (marah)
3. Hubbud dunya (gila dunia)
4. Thulul amal (panjang angan-angan)
5. Al hirshu (tamak)
6. Al bukhlu (pelit)
7. Al kibru (sombong)
8. Hubbul madhu (gila pujian)
9. Ar riyaau (pamer)
10. Al 'ujubu (bangga diri)
11. Al jaza'u wal hala'u (panik dan galau)
12. Ittiba'ul hawa (menuruti nafsu)
13. Su udz dzon (prasangka buruk)
14. Ihtiqorul muslim (merendahkan orang islam)
15. Ihtiqorudz dzunub (meremehkan dosa)
16. Al amnu min makrillah (merasa aman dari ancaman Allah)
17. Al qunuth min rahmatillah (pesimis dari rahmat Allah)


(https://www.facebook.com/groups/abdkadir72/)

Kehancuran Bangsa Sodom

Allah SWT telah menetapkan keputusannya bahwa barangsiapa yang ingin bahagia hidup didunia dan diakhirat hendaklah menempuh jalan hidup yang telah dicontohkan oleh para NabiNya. Sejauh mana kita taat kepada Allah maka sejauh itu pula kebahagiaan, kesuksesan dan kejayaan yang akan manusia peroleh. Adanya iman dan amal dalam kehidupan manusia maka akan menyebabkan kesuksesan hidup manusia. Tidak adanya iman dan amal dalam dalam kehidupan manusia maka akan menyebabkan kesusahan didunia ini dan diakhirat nanti

Allah mengutus para Nabi untuk memberi peringatan dan menyampaikan kabar gembira kepada umat manusia. Pada kesempatan ini marilah kita menyimak akan kezaliman umat yang telah malampaui batas dan telah Allah musnahkan dari atas bumi ini. Satu diantara umat itu adalah kaum Sodom. Allah SWT telah mengutus Nabi Luth a.s untuk menyeru mereka agar beriman kepada Allah, memurnikan namaNya dan menjauhi kebiasaan buruk mereka yang melakukan hubungan sexual sesama jenis yaitu lelaki dengan lelaki dan meninggalkan perempuan. Perbuatan ini merupakan sesuatu penyelewengan fitrah yang amat buruk. Nabi Luth telah menyeru mereka untuk menghentikan perbuatan tersebut disamping menyampaikan seruan-seruan Allah, tetapi mereka mengabaikannya dan malah mereka mengingkari kenabiannya. Akhirnya, kaum Nabi Luth dimusnahkan dengan bencana yang sangat mengerikan dan dahsyat. Kejadian ini berlaku pada kira-kira tahun 1800 sebelum Masihi.

Allah SWT mengutus Nabi Luth a.s kepada satu kaum yang mendiami sepanjang timur laut (Dari Israel – Yordania), Laut Mati. Ibukota Sodom terletak di Utara Laut Mati.

Di dalam Al-quran menceritakan kisah Nabi Luth yang menasihati kepada kaumnya seperti mana dalam Surah Asy-Syuara ayat 160-168

“Kaum Luth telah mendustakan para Rasul”, “Ketika saudara mereka Luth berkata kepada mereka,”Mengapa kamu tidak bertakwa?” “Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” “Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepada ku””Dan aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku hanyalah dari Tuhan seluruh alam” “Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki (Homoseks) di antara manusia” “dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk dijadikan sebagai isteri kamu? Kamu memang orang-orang yang melampaui batas’ ” Mereka menjawab, ” Wahai Luth! Jika engkau tidak berhenti, engkau termasuk orang-orang yang terusir” ” Dia (Luth) berkata, ” Aku sungguh benci kepada perbuatan mu”

Didalam Al Qur’an Surat Al A’raf Allah melanjutkan kisah ini.

Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah ) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan para pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri .” (QS. Al A’raaf, : 80-82)

Kaum Sodom hidup dalam lumpur kemaksiatan. Mereka terjun dalam kebejatan akhlak yang belum pernah dilakukan umat sebelumnya. Makin lama makin jauh mereka dari nur hidayah. Perampokan dan pencurian hampir terjadi setiap hari. Mereka yang kuat akan menindas dan menyiksa yang lemah. Maksiat yang paling menonjol adalah hubungan sexual sesama jenis. Perbuatan homoseksual (liwat) di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya.

Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar, menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan syaitan. Ia memberi penerangan kepada mereka bahwa Allah telah mencipta mereka dan Allah tidak meridhai amal perbuatan mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal soleh akan diganjar dengan syurga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.

Nabi Luth berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan yaitu melakukan perbuatan homoseksual dan lesbian. Nabi Luth menyatakan perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung didalam penciptaan manusia

Tapi ternyata Kaum Sodom telah buta mata hatinya. Kemaksiatan yang mereka lakukan telah mendarah daging di dalam kehidupan sehari hari. Mereka tidak mengindahkan seruan Nabi Luth dan mengusir Nabi Luth dari kampungnya. Terlebih lagi mereka melakukan makar dengan menawan tamu tamu Nabi Luth yang berwajah tampan untuk mereka gunakan sebagai pelampiasan nafsu bejat mereka. Kaum yang sesat itu itu mengetahui bahwa tamu tamu tampan yang datang ke rumah Nabi Luth a.s adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh Allah untuk menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya kerana segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor. Rencana busuk kaum sodom berhasil terlaksana karena bantuan istri Nabi Luth yang seorang munafik.

Akhirnya Nabi Luth a.s dan kedua putrinya mengungsi dari kota Sodom karena kota itu akan ditimpa azab. Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sodom, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sodom, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafik itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sodom berserta semua penghuninya . Bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah S.W.T di kota Sodom, dan hancurlah kota tersebut. Namun, masih ditinggalkan kesan-kesan kehancuran kota tersebut oleh Allah S.W.T, sebagai peringatan umat manusia. Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.

(https://www.facebook.com/groups/abdkadir72/)

Peringatan Bagi Orang Kaya

Imam Ja'far al-Shaddiq berkata:

"Sesungguhnya Allah swt telah mencukupi bagi fukara' harta yang dapat mencukupi hidup mereka di dalam harta orang-orang kaya. Jika Allah swt tahu hal itu tidak akan mencukupi, tentu Allah swt akan menambahnya. Mereka menjadi fukara' bukan karena tidak ada bagian dari Allah swt untuk mereka, tetapi karena orang-orang (kaya) itu tidak mau memberikan hak para fukara' tersebut. Seandainya setiap orang (kaya) menunaikan kewajiban mereka, maka mereka (para fukara') akan hidup dengan baik".

Berdasarkan riwayat di atas menunjukkan dengan jelas bahwa kefakiran datangnya dari bumi, bukan dari langit, dari kezaliman manusia (orang kaya yang tidak mau mengeluarkan zakat) yang satu terhadap yang lain (orang miskin), bukan dari Allah yang maha agung dan bijaksana.

Terhadap orang kaya yang enggan mengeluarkan zakat, Allah swt berfirman dalam surat al-Taubah ayat 34-35 yang artinya:

Dan orang-orang yang menyimpan (harta) emas dan perak, dan tidak membelanjakannya untuk kepentingan agama Allah , maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih. Pada hari itu dipanaskan semua (harta) emas dan peraknya itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.'

Mengenai orang-orang yang merasa berat untuk mengeluarkan hartanya dijalan Allah swt (berzakat), Rasulullah saw bersabda:

Siapa yang telah dikarunia Allah swt harta, tetapi tidak dibayarkan zakatnya, maka hartanya itu nanti akan dirupakan pada hari kiamat sebagai seekor ular yang siap melahap orang tersebut, dengan perkataan ancaman: ‘Sayalah simpanan dan hartamu dahulu.'

Salah satu nasehat Nabi saw yang disampaikan kepada kaum Muhajirin, bahwa kalau tidaklah karena rasa belas kasihan Allah swt kepada binatang, maka Allah swt tidak akan menurunkan hujan yang disebabkan keengganan orang-orang kaya dalam mengeluarkan harta. Jadi menurut hadits ini orang-orang kaya yang tidak mau mengeluarkan zakat mempunyai saham atas kekeringan yang terjadi di seluruh dunia dan Indonesia khususnya. Sadar dan pikirkanlah wahai para orang kaya!

(https://www.facebook.com/groups/abdkadir72/)

Majusi Masuk Surga


Di dlm kitab fawaidul mukhtaroh diceritakan ada seorang yg beragama majusi yg melihat anaknya sedang makan dihadapan teman2nya yg sedang berpuasa di bulan Romadhon.

Ketika pulang, majusi tsbt memukul & memarahi anaknya "Kenapa kamu tidak menghormati bulan Romadhon..??".

Beberapa hari kemudian majusi tsbt meninggal dunia & tak lama dr kematiannya, ada seorang alim di negeri tsbt bermimpi melihat majusi berada di dlm surga.

Maka Alim ini bertanya: "Bukankah kamu adalah majusi, tapi mengapa kamu bisa ada didlm surga..??"

Majusi menjawab: "Saya memang majusi, tp ketika saya sakarotul maut, Allah memberiku taufik hidayah sehingga aku masuk agama islam karena sebab aku memuliakan & menghormati bulan Romadhon saat aku hidup..!!

Subhanallah..

Abdullah Ibnu Mas'ud

Dia adalah seorang sahabat Nabi SAW yang paling merdu suaranya ketika membaca Al Qur’an. Seorang yang alim, faqih, cerdas dan terpelajar dan seseorang yang selalu menyiapkan siwak dan sandal Rasulullah SAW. Sering juga dia membentangkan kain untuk hijab bila Rasulullah SAW sedang buang hajat dan mandi atau menyiapkan air untuk wudhu kekasihnya itu. Dialah Abdullah Ibnu Mas’ud.Suatu hari beliau SAW berkata kepadanya : “Bacakanlah kepadaku Al-Quran”, Abdullah bin Mas’ud berkata : saya membacakan Al-Quran atasmu sementara Al-Quran turun kepadamu ? Beliau SAW bersabda : “Aku sangat senang mendengar ayat Al-Quran dari selainku”, maka beliaupun membaca surat An-Nisa, maka Rasulullah SAW pun menangis dan berkata kepadanya : Cukuplah sampai disitu !” (HR Bukhari).

Abdullah Ibnu Mas’ud r.a juga merupakan sahabat yang paling banyak dalam menghafal Al Quran dengan kualitas suara yang sangat merdu. Karena itulah Rasulullah saw pernah bersabda : “Mintalah kalian akan bacaan Al-Quran pada empat sahabat : Abdullah bin Mas’ud, Salim maula Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab dan Mu’adz bin Jabal”. (HR. Bukhari).

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menyuruh Abdullah bin Mas’ud memanjat sebuah pohon untuk memetik buahnya, ketika para sahabat melihat betis kakinya mereka tertawa, maka Rasulullah saw bersabda : “Apa yang kalian tertawakan? sungguh kaki Abdullah bin Mas’ud lebih berat timbangannya pada hari kiamat dari siapapun”. (HR. Ahmad, Ibnu Sa’ad dan Abu Na’im)

Mengenai kepahamannya dalam hal seluk beluk Al Qur’an Abdullah bin Mas’ud r.a pernah berkata “ Saya mendapatkan dari lisan Rasulullah SAW tujuhpuluh puluh surat, sungguh aku lebih faham tentang kitabullah dari sahabat lainnya padahal aku tidak lebih baik dari mereka, dan tidak ada dalam kitabullah baik berupa surat ataupun ayat kecuali aku tahu dimana diturunkan dan kapan diturunkan”

Masa kecil Abdullah Ibnu Mas’ud dihabiskan dengan mengembalakan kambing milik tuannya Uqbah bin Mu’ith. Saat mengembalakan kambing inilah ia pertama kali bertemu dengan Rasulullah SAW yang waktu itu ditemani oleh Abu Bakar As Shiddiq. Pertemuan waktu itu begitu berkesan karena Rasulullah SAW sempat menunjukkan mukjizatnya dengan mengusap usap puting kambing yang mandul dan tidak pernah menghasilkan susu dan kemudian dari kambing betina yang mandul itu menghasilkan air susu yang segar dan banyak. Abdullah bin Mas’ud r.a terpesona dengan kejadian tersebut dan semakin kagum dengan ketinggian akhlak Rasulullah SAW yang begitu indah.

Abdullah bin Mas’ud pun masuk islam dan termasuk dalam golongan yang awal awal masuk Islam. Abdullah bin Mas’ud r.a sangat tertarik dengan bahasa Al Qur’an dan dia belajar sungguh sungguh untuk mendalaminya. Kalau dulu dia dianggap sebelah mata oleh penduduk Mekkah karena seorang budak kini dia menjadi pendidik bagi masyarakat Mekkah bila mereka hendak belajar Al Qur’an. Sungguh Allah SWT akan meninggikan kedudukan seseorang karena Al Qur’an dan akan merendahkan kedudukan seseorang juga dengan Al Qur’an.

Abdullah bin Mas’ud juga seorang ahli hikmah ,pernah suatu hari dia memberi nasihatnya “Wahai sekalian manusia, hendaklah kalian taat dan selalu berada dalam jamaah, karena yang demikian adalah tali Allah yang telah diperintahkan, dan sesungguhnya sesuatu yang kalian tidak sukai dalam berjamaah lebih baik daripada sesuatu yang kalian cintai dalam berpecah belah”.

Saat umur 60 tahun Sahabat yang mulia ini menghembuskan nafas terakhirnya dengan meninggalkan sembilan anak perempuan. Disaat sakaratul maut Amirul Mukmini Utsman bin Affan datang menengoknya dan menawarkan sebagian harta Khalifah untuk anak anak perempuannya, tapi Abdullah Ibnu mas’ud menolaknya dan berkata “Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang membaca surat al-waqiah maka tidak menimpa dirinya kekurangan selamanya”. (Ibnu Asakir).

Beliau beristirahat untuk selama lamanya bersama sahabat sahabat yang lain di pemakaman Baqi.

Dari Atheis Sulaiman Masuk Islam di Bulan Ramadhan

sulaimanKETIKA Sulaiman pertama kali mendengar suara adzan di Bahrain dalam sebuah perjalanan, ia merasakan sebuah keindahan. Sulaiman pun bertanya-tanya apa makna kata-kata tersebut. Orang-orang pun memberitahunya. Namun sejauh itu, semua hanya informasi. “Yang terasa bagi saya dalam perjalan itu hanya sekadar turisme,” tuturnya.
Dari Bahrain, ia menuju Shorjah, lalu Irak, akhirnya sampai di Turki. Di sini, ia menemukan sesuatu yang berbeda. “Itu bukan berarti Islam terlihat lebih baik dan lebih agung di Turki, tidak sama sekali. Faktanya, secara menyedihkan Islam di Turki ditekan dalam banyak aspek,” ungkapnya.
Saat berada di negara itu, Sulaiman menemukan banyak hal luar biasa, salah satunya arsitektur Islam dari periode Ottoman yang ia anggap sangat indah.“Tak butuh waktu lama hingga saya bisa mengenal orang-orang di Turki dengan baik,” tuturnya.
Lalu tibalah Ramadhan. Ia pernah mengalaminya berulang kali di Teluk namun lewat begitu saja, tak ada yang berkesan. Tapi di Turki, Sulaiman merasakan hal berbeda. “Saya merasakan sesuatu yang lain. Segera saya sadari bahwa mereka yang berpuasa saat Ramadhan adalah orang-orang yang saya kenal dan saya sukai.
Saat itu ia melihat ada hubungan gamblang antara orang-orang terbaik dengan orang yang berpuasa. “Ini menunjukkan pada saya sebagian dari Muslim terbaik dan saya pun tertarik dengan mereka.
Sulaiman tak sekadar tertarik ikut dengan aktivitas mereka. Ia pun mulai berpuasa saat Ramadhan meski saat itu ia bukanlah Muslim. “Sungguh membahagiakan di banyak hal, memang sangat menantang di sisi lain, namun sangat menyenangkan,” tuturnya.
Sulaiman mengaku menikmati puasa. “Terutama di saat menunggu Adhzan Maghrib dan ketika menunggu dengan diam dan tenang bersama orang-orang lain yang berpuasa sepanjang hari,” akunya.
Mereka, meski berpuasa tetap bekerja karena seperti negara bermayoritas Muslim lain, di Turki pun aktivitas publik dan pekerjaan terus berjalan.Kenyataan itu memikat Sulaiman, orang-orang berpuasa sepenuhnya dari awal hari hingga senja dan tetap bekerja sepanjang hari.
“Saya juga melakukan itu dan sangat sulit, namun alhamdulillah saya berhasil,” ungkapnya. Ia pun terkesan dan merasa melakukan prestasi besar. “Pengalaman itu menginspirasi saya untuk lebih banyak mengkaji Islam,” ujarnya.
Sulaiman mulai membaca Al Qur’an, dan biografi Rasul, kisah kehidupan Nabi Muhammad yang ternyata sungguh menginspirasinya. “Ini sangat menarik karena pria ini adalah seseorang yang besar dalam sejarah dan itu fakta. Sesuatu yang bisa saya hubungkan dengan ketertarikan Barat terhadap logika,” ujarnya.
Sulaiman terus mengikuti kata hatinya yang kian cenderung pada Islam.“Namun masih belum ada orang yang melakukan dakwah serius kepada saya, tak seorangpun mencoba meyakinkan saya bahwa saya harus berganti jalan menuju jalan lain,” ujarnya.
Setelah kembali dari Turki ke Dubai, Sulaiman bekerja dengan seseorang yang—menurutnya—Istimewa. “Orang ini yang dulu adalah bos saya kini menjadi sahabat terbaik saya,” ujarnya.
“Malam seusai kerja kami berdiskusi sambil makan malam. Mungkin juga ketika saat di kantor. Ia akan membantu saya mempelajari hal-hal yang benar dan mengajak saya bertemu orang-orang yang tepat. Ia juga mencoba menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan saya sebaik yang ia bisa,” tutur Sulaiman.
Namun, si kawan masih bisa melihat semua keberatan Sulaiman terutama berkaitan dengan logika. “Semua pertanyaan tentang adat dan praktik-praktik ibadah, semua ini keluar dari bawaan sekuler,” ungkapnya. Sulaimen mengaku tak pernah benar-benar menjadi seorang Kristen. “Saya hanyalah orang yang agnostik—percaya tuhan tapi tidak percaya agama.
Sulaiman tak akan pernah melupakan ketika ia masuk Islam. Beberapa orang Eropa merubunginya. Semuanya Muslim. “Mereka sangat berpendidikan, bijak dan pengkaji Islam yang beralih menjadi Muslim sekitar 10 atau 20 tahun sebelumnya. Pengetahuan mereka tentang Islam, sangat besar. Hingga kini mereka masih melakukan dakwah di penjuru dunia,” tuturnya.
Saat itu Rabu malah di tengah pekan tepat pukul 1.00 dini hari. Mereka berkata pada Sulaiman. “Jadi apakah kamu masih memiliki pertanyaan lagi?”
“Tidak…saya tak punya, saya sudah kehabisan pertanyaan,” balas Sulaiman.Merka balik merespon “Kini apa, apakah anda akan menerima Islam?
“Apa yang bisa saya katakan, saat itu saya hanya bisa menjawab ‘Ya’,” kata Sulaiman menuturkan situasi malam itu.
Mereka pun mengundang Sulaiman datang ke rumah pada Jumat berikut, dua hari lagi. Saat tiba di sana, rumah dalam kondisi dipersiapkan sangat baik.“Mereka memberi saya pelajaran dan anjuran terakhir, hal-hal yang perlu saya ketahui tentang shalat, wudhu, dan kami pun pergi ke Masjid Jumairah di mana saya mengucapkan syahadat,” kenang Sulaiman
Pengalaman berharga yang saat itu ia terima, segera saja ia memiliki ribuan saudara. Mereka memeluk Sulaiman dan bahagia. “Saya tak pernah melihat begitu banyak wajah bahagia, tidak, tak saat di pesta ulang tahun saya, tidak saat perkumpulan Kristen juga dalam pertemuan lain, Di sini banyak orang bahagia dan mereka semua bahagia untuk saya,” [islampos/onislam/www.globalmuslim.web.id]

KITAB ARKAN BAB 1 : RUKUN SHOLAT اَرْكَانُ الصَّلَاةِ سَبْعَةَعَشَرَ Top of Form JAWA                    :     ...